Kalurahan Jurangjero

Kalurahan Jurangjero, Sabtu 17 Februari 2024 - Orang tua memiliki peranan yang penting dalam kesehatan remaja. Peranan orang tua penting dalam mendukung, mengajarkan hal-hal baik, mengawasi dengan positif, dan mengajak bicara. Dengan begitu, orang tua membantu anak remaja menjadi kuat, tangguh menghadapi masalah, dan berkembang dengan baik.

Dengan keterlibatan positif ini, orang tua membantu membentuk fondasi kuat untuk kesejahteraan remaja, membimbing mereka mengatasi stres, membangun karakter positif, dan mengembangkan kepercayaan diri serta tanggung jawab dalam menghadapi kehidupan.

Ketua peneliti, Muhammad Asrullah, Ph.D,  mengatakan orang tua ikut di libatkan dalam studi ini karena ibu sangat berpengaruh dalam membentuk pola makan remaja. Ibu memiliki pengaruh besar dalam membentuk kebiasaan makan anak-anaknya. Mereka dapat memberikan perspektif tentang bagaimana mereka mengatur pola makan remaja, termasuk preferensi makanan, pembatasan diet, dan pemahaman tentang pentingnya gizi dalam kesehatan anak.

Selain itu, Ibu sering kali menjadi sumber utama informasi kesehatan bagi keluarga. Melibatkan ibu dalam FGD dapat membantu peneliti memahami di mana ibu mencari informasi tentang gizi dan kesehatan jiwa remaja, serta sejauh mana pengetahuan dan sikap mereka memengaruhi keputusan terkait hal tersebut.

Mengingat hal tersebut, pada hari  ini, Sabtu, 17 februari 2024. Bertempat di Kalurahan Jurangjero, PKMK UGM mengajak ibu-ibu warga Desa Jurangjero untuk berdiskusi mengenai kesehatan remaja dan mental remaja.

Partisipan Ibu ini merupakan orang tua dari partisipan yang terlibat dalam penelitian awal (2021) dan penelitian lanjutan (2022).

Acara ini di mulai dengan sambutan dan penjelasan ringan mengenai tujuan FGD oleh fasilitator, kemudian di lanjutkan dengan sesi diskusi bersama orang tua partisipan yang hadir.

Orang tua terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses diskusi yang di pandu oleh tim fasilitator dari PKMK UGM.

Dalam diskusi, salah satu orang tua remaja mengatakan pola makan dan perilaku remaja mengalami perubahan antara sebelum, saat, dan setelah pandemi COVID-19. Saat pandemi COVID-19, meskipun lebih banyak waktu yang dihabiskan bersama keluarga, namun remaja cenderung lebih individualistis karena memiliki akses terhadap gawai yang lebih banyak.

Di sisi lain, faktor ekonomi sangat berpengaruh terhadap pola konsumsi keluarga. Hal ini disebabkan karena ibu-ibu yang beprofesi sebagai penjual sayur mengalami penurunan pemasukan akibat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Seluruh partisipan Ibu-ibu menyatakan bahwa kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan jiwa remaja sehingga dapat menurunkan imunitas terhadap COVID-19. Setelah pandemi COVID-19, pola makan remaja menjadi lebih bervariasi seiring dengan perbaikan kesejahteraan ekonomi.

Sedangkan Informasi mengenai gizi dan kesehatan mental remaja, menurut salah satu ibu responden, menekankan perlunya pembatasan media informasi untuk mengawasi penggunaan media sosial anak remaja. Pengawasan ini diperlukan untuk mencegah dampak negatif dari penggunaan media sosial.

Sementara itu, berkaitan dengan informasi gizi untuk remaja, sebagian besar ibu peserta menyampaikan bahwa anak remaja mendapatkan informasi gizi melalui ponsel mereka sendiri. Remaja mencari informasi tersebut secara mandiri, Kemudian mereka juga memperoleh pengetahuan gizi dari petugas kesehatan dan kegiatan posyandu remaja.

Orang tua yang hadir diharapkan dapat membawa pulang wawasan baru dan keterampilan untuk mendukung kesehatan mental anak-anak mereka. PKMK UGM berharap bahwa inisiatif seperti ini dapat terus berlanjut, membangun jembatan komunikasi yang lebih kuat antara remaja dan orang tua mereka.

Sekdes Jurangjero, Aris menyambut baik di selenggrakan FGD dengan Orang tua ini. Ia berharap Kegaiatan seperti ini akan bermanfaat untuk orang tua dalam membimbing kesehehatan remaja.